KELUARGA-KELUARGA
YANG BERMASALAH PART1
(KELUARGA
KAYA TIDAK HARMONIS)
Suatu ketika ada sebuah keluarga kaya yang
ingin saya buatkan sebuah usaha warnet.... Saya datangi keluarganya dan mereka
berkonsultasi tentang usaha warnet (kebetulan memang ini salah satu bidang saya
dalam pembuatan warnet).
Rumahnya lumayan besar, saya melihat ada 3 mobil digarasi rumahnya, sang ayah ialah pengusaha sukses dibidang asuransi dan sang ibu ialah pengawai negeri sipil (PNS) yang lumayan, menjabat jabatan yang penting di kantornya
Sang ibu sudah
membeli ruko dua lantai seharga 700 juta rupiah, biaya renovasi 100 juta rupiah,
biaya untuk pengadaan peralatan komputer senilai 100 juta rupiah...., dan ibu
tersebut berkata kepada saya : “ini saya bela-belakan bekerja siang dan malam, hanya
untuk anak saya, saya ingin anak saya sukses, saya tidak ingin anak saya
menjadi orang yang tidak berguna kelak....!!”
Ternyata ruko dua lantai yang kelak akan menjadi tempat usaha warnet itu, khusus dibeli dan dirancang oleh sang ibu dan sang ayah untuk anak-anaknya. Agar mereka bisa belajar usaha secara mandiri semenjak dini... (ibunya berharap, anak-anaknya dapat sukses, (yang memang ukuran sukses itu menerut beliau-beliau adalah menjadi orang kaya)), yah… siapa sih yang menginginkan anak-anaknya menjadi orang miskin, mungkin hampir semua orang tua ingin melihat dan senang jika anak-anaknya menjadi menjadi orang kaya. Sepertinya bukan hanya orang kaya yang ingin menjadi orang kaya, orang miskin pun justru antusias sekali ingin menjadi seorang yang kaya raya, apakah ini wajar?, menurut saya, ini adalah tidak wajar…, banyak loh orang yang terjerumus, malah menjadi hampa dan nestapa karena niatan yang satu ini “ingin menjadi orang kaya”, saking menggebu-gebunya maka segala cara dihalalkan dan tidak sedikit juga orang yang melupakan dan mengenteng-entengkan sebuah kewajiban yang diembankan oleh Allah kepada kita semua. Saya berpesan kepada diri saya sendiri… : “hai para orang tua, didiklah anak-anakmu menjadi anak-anak yang shaleh dan shalehah, yang pintar berbakti kepada kedua orang tua kelak”, ukuran sukses bagi kebanyakan orang ialah didunia, memiliki banyak harta dan benda. Tetapi ukuran sukses menurut Allah dan Rasulullah saw, sukses itu ukurannya diakhirat, memiliki banyak amal kebaikan. .
Keluarga
tersebut mempunyai 3 orang anak (putra semua). Ke tiga anaknya disekolahkan
disekolah-sekolah unggulan terpaforit dan termahal didaerahnya. (berharap
anak-anak mereka akan berhasil (memang itu yang diharapkan dari hampir semua
orang tua di dunia ini, para orang tua berharap anak-anaknya menjadi lebih baik
dari kondisi orang tua nya saat ini, sungguhpun jika orang tuanya saat ini
sedang dalam keadaan yang kaya raya, maka ia berharap agar anak-anaknya dapat
melebihi kekayaan orang tuanya).
Bagi ke tiga
anaknya (untuk ukuran dunia) tiada kekurangan sesuatu apapun yang mereka
butuhkan (fasilitas, mobil, motor, rumah, uang..... wah semuanya tersddia dan
gak make lama....)
Suatu ketika,
entah bagimana awal kejadiannya, saya berbincang-bincang dengan salah satu anak
yang paling tua dari mereka, yang sudah menjadi sarjana (dan beliau curhat-curhatan
dengan saya). Ada
kata-kata yang mengagetkan saya “saya tidak membutuhkan ini semua mas, saya
tidak butuh ruko dan warnet, tidak butuh mobil, tidak butuh rumah dan fasilitas
mewah lainnya, yang saya butuhkan ialah ibu dan ayah saya, tetapi saya tidak
mendapatinya” SubhanAllah…, kata-kata seperti ini keluar dari mulut seorang
anak yang merindukan sosok ayah dan sosok ibu... (saya juga tidak menduga
sampai sejauh ini ia bercerita, sepertinya saya adalah orang yang pas untuk
diajak curhat, sungguhpun saya hanya menjadi pendengar setia, tetapi orang ini
amat menikmati melampiaskan unek-unek dikepalanya)
Setelah
berbicara panjang lebar dengan anak tertuanya...., lagi-lagi saya terkejut dan
tercengang mendengar pengakuan seorang anak...., anak pertama merasa sangat dan
amat, bahkan teramat rindu sedari dulu dengan sosok seorang ayah dan seorang
ibu..., beliau memang ada (ayah dan ibunya) tetapi beliau tidak hadir. (siang
dan malam ayah dan ibu nya sibuk sibuk dan menyibukan diri bekerja untuk
mencari uang yang banyak, yang memang kata beliau-belliau itu untuk beutuhan
sang anak.... subhanAllah...).
Waktu, fikiran
dan tenaga selalu ia persembakan untuk kantor, untuk pekerjaan-pekerjaan yang
seakan tiada henti, tetapi mana untuk anak-anak mereka?, katanya untuk anak?,
katanya untuk anak? Buktinya mana?, memang apa keinginan anak?, apakah sebatas
memberikan uang yang banyak lalu pergi lagi?? Subhanallah… anak menginginkan
waktu juga dari seorang ibu, anak menginginkan fikiran juga dari seorang ayah,
anak memerlukan bimbingan juga dari bimbingan seorang orang tua yang menyayangi
anak-anaknya, dengan pelukan, dengan lemah lembut, dan dengan canda yang hangat
disetiap hari.
Anak kedua : disuruh kuliah malah seringnya ke diskotik..., (mungkin ini untuk melampiaskan keheningan didalam rumahnya yang memang suasananya seperti dikuburan, tidak ada suara orang yang mengaji, tidak ada berkumpulnya sebuah keluarga, dan tidak ada kegiatan sama sekali disetiap hari di rumah, sibuk dan selalu sibuk mengurusi kegiatan masing-masing...)
Anak ketiga :
(dari kesekian banyak kejutan dikeluarga ini...., inilah hal yang membuat saya
terkejut sekejut-kejutnya) tidak ubahnya dengan anak pertama dan kedua, anak
ketiga ini pun merindukan sosok ayah dan ibu...., sering main ke diskotik dan
club malam untuk mengalihkan kejenuhan didalam rumah... (padahal kalau
difikir-fikir dari pada main di club malam, mending juga main ke http://www.club-pecinta-alquran.com/
hehehe) . dan yang
paling fatal dari anak ke tiga ini ialah kehidupannya tidak normal dari
laki-laki pada umumnya...., yang memang anak ke tiga ini menyukai sesama
jenis.... (Ya Allah.....!!, mohon ampunan-Mu).
Walhasil walaupun di keluarga ini, fasilitas dunia tercukupi..., maka tidak ada kebahagiaan sama sekali didalam keluarga ini..., karena tidak ada Allah didalamnya, tidak menghadirkan Allah didalam kehidupannya....
Walaupun
keluarga ini saling berkumpul...., maka berkumpulnya keluarga ini adalah kehampaan
yang dirasakan dari masing-masing anggota keluarga ini..., termasuk para
pembantunya yang selalu berganti-ganti karena tidak betah.
Anak tertua
meminta pendapat kepada saya bagimana dengan kondisi ini : saya berkata “hadirkan
lah Allah..., hadirkan didalam dadamu agar dadamu tidak terasa sesak dan sempit
di dalam rumah mu yang besar ini...,”
Ibu dari sang
anak meminta pendapat kepada saya, dan saya katakan.... “apakah ini yang ibu
cari ??, apakah ini yang ibu inginkan??, “tidak !!!” (jawab sang ibu), saya
melanjutkan berkata : “kita punya Allah.., jangan seperti orang-orang yang
tidak mempunyai Allah, buat apa ini semua ?? mau apa?, mau kemana??, percuma
kita hadirkan konsultan-konsultan kejiwaan dengan uang puluhan juta rupiah yang
telah dikeluar, jika kita tidak menghadirkan Allah, hati kita tidak akan tenang
dan tentram, mendekatlah kepada Allah, jangan jauh-jauh agar kita diberi
kelapangan dalam hidup ini....”
SubhanAllah..., sang ibu menangisi dirinya didepan saya dan menyesal...., percuma berpuluh-puluh tahun waktu ia korbankan untuk mencari dunia dan pada akhirnya dia tidak mendapatkan apa-apa dari dunia, percuma dia siang dan malam ngebut mengejar dunia yang bakhan setelah mendapatkan dunia, dunia nya itu malah mengigitnya...., percuma puluhan tahun mencari dunia, mau pilih mana?, dunia akan meninggalkan kita, atau kita yang akan meninggalkan dunia (karena waktu yang tersisa untuk kita hidup di dunia sebentar lagi akan habis). Allahu akbar....!!!
SubhanAllah..., sang ibu menangisi dirinya didepan saya dan menyesal...., percuma berpuluh-puluh tahun waktu ia korbankan untuk mencari dunia dan pada akhirnya dia tidak mendapatkan apa-apa dari dunia, percuma dia siang dan malam ngebut mengejar dunia yang bakhan setelah mendapatkan dunia, dunia nya itu malah mengigitnya...., percuma puluhan tahun mencari dunia, mau pilih mana?, dunia akan meninggalkan kita, atau kita yang akan meninggalkan dunia (karena waktu yang tersisa untuk kita hidup di dunia sebentar lagi akan habis). Allahu akbar....!!!
Bagi teman-teman pembaca : ini menjadi sebuah pelajaran bagi kita semua, kita tidak perlu lah habis-habisan untuk mengejar dunia dunia..., mau apa?? untuk apa?? mau dibawa kemana dunia?? nanti ketika kita meninggal dunia mah tidak akan dibawa itu dunia... (dunia mah perlu diambil tetapi tidak usah dikejar).
Bagi teman-teman yang membaca buku ini...., saya mengajak teman-teman semua.... mari kita mendekat kepada Allah yang memiliki dunia, mari kita sambut Allah (jangan dicuekin), mari kita habis-habisan untuk mendekat kepada Allah... kita ngebut menuju Allah..., kita niatkan diri kita untuk mengabdi kepada Allah agar hidup kita tentram dan damai (Allah lah pemilik hati manusia yang dapat menentramkan semua hati manusia.....) Allahu akbar.... Allah i am comming Allah..... T.T (jangan tinggalkan kami Allah.....)
SUMBER TULISAN :
Tulisan ini diambil dari Buku Berjudul "Sedekah Membabi Buta Jilid1" Penulis Edi Sutisna, buku bisa didapat di Gramedia di seluruh Indonesia
BLOG:
santunan-rutin-1000-yatim.blogspot.com
yatim-jompo-duafa-cpa.blogspot.com
1bulan-mekkah-madinah.blogspot.com
belajar-menulis-membaca-alquran.blogspot.com
kata-motivasi-edisutisna.blogspot.com
Donasi Peduli Yatim Jompo Duafa :
Rek. Mandiri : 123-00-0493453-7 an. Edi Sutiasna
Rek. BCA: 6910-2424-72 an. Edi Sutiasna
Rek. BRI: 0942-01-001519-50-5 an. Edi Sutiasna
Konfirmasi : SMS ke No 0856-1250-882 (Ketik "Nama + alamat +
jumlah transfer + ketik DAKWAH 100% ALLAH)
Info :
Tlp/SMS : 0856-1250-882
WhatsApp : 0888-1450-670
BBM Pin:7568916D atau BBM Pin:595A4A68
Dokumentasi foto dan Video di website :
www.club-pecinta-alquran.com
www.gerakkan-sedekah-membabibuta.com
www.dokumentasi-cpa.com
www.youtube.com/user/EdiSutisnakerens/videos
www.dailymotion.com/edi-sutisna
Tidak ada komentar:
Posting Komentar