Senin, 13 November 2017

KELUARGA-KELUARGA YANG BERMASALAH PART1

KELUARGA-KELUARGA YANG BERMASALAH PART1
(KELUARGA KAYA TIDAK HARMONIS)



Suatu ketika ada sebuah keluarga kaya yang ingin saya buatkan sebuah usaha warnet.... Saya datangi keluarganya dan mereka berkonsultasi tentang usaha warnet (kebetulan memang ini salah satu bidang saya dalam pembuatan warnet).

Rumahnya lumayan besar, saya melihat ada 3 mobil digarasi rumahnya, sang ayah ialah pengusaha sukses dibidang asuransi dan sang ibu ialah pengawai negeri sipil (PNS) yang lumayan, menjabat jabatan yang penting di kantornya

Sang ibu sudah membeli ruko dua lantai seharga 700 juta rupiah, biaya renovasi 100 juta rupiah, biaya untuk pengadaan peralatan komputer senilai 100 juta rupiah...., dan ibu tersebut berkata kepada saya : “ini saya bela-belakan bekerja siang dan malam, hanya untuk anak saya, saya ingin anak saya sukses, saya tidak ingin anak saya menjadi orang yang tidak berguna kelak....!!”

Ternyata ruko dua lantai yang kelak akan menjadi tempat usaha warnet itu, khusus dibeli dan dirancang oleh sang ibu dan sang ayah untuk anak-anaknya. Agar mereka bisa belajar usaha secara mandiri semenjak dini... (ibunya berharap, anak-anaknya dapat sukses, (yang memang ukuran sukses itu menerut beliau-beliau adalah menjadi orang kaya)), yah… siapa sih yang menginginkan anak-anaknya menjadi orang miskin, mungkin hampir semua orang tua ingin melihat dan senang jika anak-anaknya menjadi menjadi orang kaya. Sepertinya bukan hanya orang kaya yang ingin menjadi orang kaya, orang miskin pun justru antusias sekali ingin menjadi seorang yang kaya raya, apakah ini wajar?, menurut saya, ini adalah tidak wajar…, banyak loh orang yang terjerumus, malah menjadi hampa dan nestapa karena niatan yang satu ini “ingin menjadi orang kaya”, saking menggebu-gebunya maka segala cara dihalalkan dan tidak sedikit juga orang yang melupakan dan mengenteng-entengkan sebuah kewajiban yang diembankan oleh Allah kepada kita semua. Saya berpesan kepada diri saya sendiri… : “hai para orang tua, didiklah anak-anakmu menjadi anak-anak yang shaleh dan shalehah, yang pintar berbakti kepada kedua orang tua kelak”, ukuran sukses bagi kebanyakan orang ialah didunia, memiliki banyak harta dan benda. Tetapi ukuran sukses menurut Allah dan Rasulullah saw, sukses itu ukurannya diakhirat, memiliki banyak amal kebaikan. .


Keluarga tersebut mempunyai 3 orang anak (putra semua). Ke tiga anaknya disekolahkan disekolah-sekolah unggulan terpaforit dan termahal didaerahnya. (berharap anak-anak mereka akan berhasil (memang itu yang diharapkan dari hampir semua orang tua di dunia ini, para orang tua berharap anak-anaknya menjadi lebih baik dari kondisi orang tua nya saat ini, sungguhpun jika orang tuanya saat ini sedang dalam keadaan yang kaya raya, maka ia berharap agar anak-anaknya dapat melebihi kekayaan orang tuanya).

Bagi ke tiga anaknya (untuk ukuran dunia) tiada kekurangan sesuatu apapun yang mereka butuhkan (fasilitas, mobil, motor, rumah, uang..... wah semuanya tersddia dan gak make lama....)

Suatu ketika, entah bagimana awal kejadiannya, saya berbincang-bincang dengan salah satu anak yang paling tua dari mereka, yang sudah menjadi sarjana (dan beliau curhat-curhatan dengan saya). Ada kata-kata yang mengagetkan saya “saya tidak membutuhkan ini semua mas, saya tidak butuh ruko dan warnet, tidak butuh mobil, tidak butuh rumah dan fasilitas mewah lainnya, yang saya butuhkan ialah ibu dan ayah saya, tetapi saya tidak mendapatinya” SubhanAllah…, kata-kata seperti ini keluar dari mulut seorang anak yang merindukan sosok ayah dan sosok ibu... (saya juga tidak menduga sampai sejauh ini ia bercerita, sepertinya saya adalah orang yang pas untuk diajak curhat, sungguhpun saya hanya menjadi pendengar setia, tetapi orang ini amat menikmati melampiaskan unek-unek dikepalanya)

Setelah berbicara panjang lebar dengan anak tertuanya...., lagi-lagi saya terkejut dan tercengang mendengar pengakuan seorang anak...., anak pertama merasa sangat dan amat, bahkan teramat rindu sedari dulu dengan sosok seorang ayah dan seorang ibu..., beliau memang ada (ayah dan ibunya) tetapi beliau tidak hadir. (siang dan malam ayah dan ibu nya sibuk sibuk dan menyibukan diri bekerja untuk mencari uang yang banyak, yang memang kata beliau-belliau itu untuk beutuhan sang anak.... subhanAllah...).

Waktu, fikiran dan tenaga selalu ia persembakan untuk kantor, untuk pekerjaan-pekerjaan yang seakan tiada henti, tetapi mana untuk anak-anak mereka?, katanya untuk anak?, katanya untuk anak? Buktinya mana?, memang apa keinginan anak?, apakah sebatas memberikan uang yang banyak lalu pergi lagi?? Subhanallah… anak menginginkan waktu juga dari seorang ibu, anak menginginkan fikiran juga dari seorang ayah, anak memerlukan bimbingan juga dari bimbingan seorang orang tua yang menyayangi anak-anaknya, dengan pelukan, dengan lemah lembut, dan dengan canda yang hangat disetiap hari.

Anak kedua : disuruh kuliah malah seringnya ke diskotik..., (mungkin ini untuk melampiaskan keheningan didalam rumahnya yang memang suasananya seperti dikuburan, tidak ada suara orang yang mengaji, tidak ada berkumpulnya sebuah keluarga, dan tidak ada kegiatan sama sekali disetiap hari di rumah, sibuk dan selalu sibuk mengurusi kegiatan masing-masing...)

Anak ketiga : (dari kesekian banyak kejutan dikeluarga ini...., inilah hal yang membuat saya terkejut sekejut-kejutnya) tidak ubahnya dengan anak pertama dan kedua, anak ketiga ini pun merindukan sosok ayah dan ibu...., sering main ke diskotik dan club malam untuk mengalihkan kejenuhan didalam rumah... (padahal kalau difikir-fikir dari pada main di club malam, mending juga main ke http://www.club-pecinta-alquran.com/ hehehe) . dan yang paling fatal dari anak ke tiga ini ialah kehidupannya tidak normal dari laki-laki pada umumnya...., yang memang anak ke tiga ini menyukai sesama jenis.... (Ya Allah.....!!, mohon ampunan-Mu).

Walhasil walaupun di keluarga ini, fasilitas dunia tercukupi..., maka tidak ada kebahagiaan sama sekali didalam keluarga ini..., karena tidak ada Allah didalamnya, tidak menghadirkan Allah didalam kehidupannya....

Walaupun keluarga ini saling berkumpul...., maka berkumpulnya keluarga ini adalah kehampaan yang dirasakan dari masing-masing anggota keluarga ini..., termasuk para pembantunya yang selalu berganti-ganti karena tidak betah.

Anak tertua meminta pendapat kepada saya bagimana dengan kondisi ini : saya berkata “hadirkan lah Allah..., hadirkan didalam dadamu agar dadamu tidak terasa sesak dan sempit di dalam rumah mu yang besar ini...,”

Ibu dari sang anak meminta pendapat kepada saya, dan saya katakan.... “apakah ini yang ibu cari ??, apakah ini yang ibu inginkan??, “tidak !!!” (jawab sang ibu), saya melanjutkan berkata : “kita punya Allah.., jangan seperti orang-orang yang tidak mempunyai Allah, buat apa ini semua ?? mau apa?, mau kemana??, percuma kita hadirkan konsultan-konsultan kejiwaan dengan uang puluhan juta rupiah yang telah dikeluar, jika kita tidak menghadirkan Allah, hati kita tidak akan tenang dan tentram, mendekatlah kepada Allah, jangan jauh-jauh agar kita diberi kelapangan dalam hidup ini....”

SubhanAllah..., sang ibu menangisi dirinya didepan saya dan menyesal...., percuma berpuluh-puluh tahun waktu ia korbankan untuk mencari dunia dan pada akhirnya dia tidak mendapatkan apa-apa dari dunia, percuma dia siang dan malam ngebut mengejar dunia yang bakhan setelah mendapatkan dunia, dunia nya itu malah mengigitnya...., percuma puluhan tahun mencari dunia, mau pilih mana?, dunia akan meninggalkan kita, atau kita yang akan meninggalkan dunia (karena waktu yang tersisa untuk kita hidup di dunia sebentar lagi akan habis). Allahu akbar....!!!

Bagi teman-teman pembaca : ini menjadi sebuah pelajaran bagi kita semua, kita tidak perlu lah habis-habisan untuk mengejar dunia dunia..., mau apa?? untuk apa?? mau dibawa kemana dunia?? nanti ketika kita meninggal dunia mah tidak akan dibawa itu dunia... (dunia mah perlu diambil tetapi tidak usah dikejar).

Bagi teman-teman yang membaca buku ini...., saya mengajak teman-teman semua.... mari kita mendekat kepada Allah yang memiliki dunia, mari kita sambut Allah (jangan dicuekin), mari kita habis-habisan untuk mendekat kepada Allah... kita ngebut menuju Allah..., kita niatkan diri kita untuk mengabdi kepada Allah agar hidup kita tentram dan damai (Allah lah pemilik hati manusia yang dapat menentramkan semua hati manusia.....) Allahu akbar.... Allah i am comming Allah..... T.T (jangan tinggalkan kami Allah.....)


SUMBER TULISAN :
Tulisan ini diambil dari Buku Berjudul "Sedekah Membabi Buta Jilid1" Penulis Edi Sutisna, buku bisa didapat di Gramedia di seluruh Indonesia

BLOG:
santunan-rutin-1000-yatim.blogspot.com
yatim-jompo-duafa-cpa.blogspot.com
1bulan-mekkah-madinah.blogspot.com
belajar-menulis-membaca-alquran.blogspot.com
kata-motivasi-edisutisna.blogspot.com

Donasi Peduli Yatim Jompo Duafa :

Rek. Mandiri : 123-00-0493453-7 an. Edi Sutiasna
Rek. BCA: 6910-2424-72 an. Edi Sutiasna
Rek. BRI: 0942-01-001519-50-5 an. Edi Sutiasna
Konfirmasi : SMS ke No 0856-1250-882 (Ketik "Nama + alamat +

jumlah transfer + ketik DAKWAH 100% ALLAH)

Info :
Tlp/SMS : 0856-1250-882
WhatsApp : 0888-1450-670
BBM Pin:7568916D atau BBM Pin:595A4A68

Dokumentasi foto dan Video di website :
www.club-pecinta-alquran.com
www.gerakkan-sedekah-membabibuta.com
www.dokumentasi-cpa.com
www.youtube.com/user/EdiSutisnakerens/videos
www.dailymotion.com/edi-sutisna
















Created by. Edi Sutisna

Tidak ada komentar:

Posting Komentar