SubhanAllah...
jika Allah sudah berkenan memberikan rizki kepada saya...., saya mah tidur aja
di rumah..., atas izin Allah, rezeki akan didatangkan oleh Allah ke tempat
tidur saya, tanpa ada yang dapat menahannya (kan saya sedang sakit, saya tidur
dirumah, eh tahu-tahunya banyak teman-teman saya pada bawa makanan dan
buah-buahan ke tempat tidur saya… hehehe…). tetapi, jika Allah tidak berkenan
untuk memberikan rizki kepada saya, saya banting tulang siang dan malam, kerja
keras tanpa kenal lelah secara habis-habisan, maka tidak akan datang tuh rizki
kepada saya (dan tidak ada yang dapat membantu sesuatu apapun kepada saya).
Memang siapa yang
berani menentang mau-Nya Allah???, andai seluruh jin, seluruh manusia dan
seluruh malaikat bersekutu dan bersatu padu untuk menentang mau-Nya Allah,
niscaya remeh dihadapan Allah...!!!, (sungguh inilah tauhid yang benar...).
Apa yang disebut
ikhtiar bagi kebanyakan orang ialah “bekerja keras sekuat tenaga dan maksimal
berusaha untuk mencari dunia”, tapi ikhtiar menurut saya ialah “menuruti
mau-Nya Allah sehingga Allah menjadikan dunia sebagai budak saya, sebagai
fasilitas yang Allah sediakan untuk saya, agar mempermudah saya untuk beribadah
kepada Allah dan memenuhi mau-Nya Allah”
Kebanyakan orang
berbicara bahwa ‘mencari rizki’ adalah ibadah, tetapi setelah saya lihat,
kebanyakan orang kok lupa yah dengan sholat ketika mencari rizki, asyik dengan
mencari rizki sampai-sampai tidak mendegar atau malah pura-pura tidak mendengar
jika Allah memanggil (adzan), mencari rizki tidak didahulukan dengan menyebut
nama Allah (bismillah) terlebih dahulu, mencari rizki (yang katanya disebut
sebagai ibadah) tapi kok lupa dengan yang memberi rizki (yaitu Allah), apakah
cara-cara seperti ini masih pantas jika ia menyebut ‘mencari rizki itu adalah sebuah
ibadah???’, yang mana yang ibadah?, apakah menuruti perintah boss dan
melalaikan perintah Allah itu disebut ibadah?, apakah meninggalkan suami,
istri, anak-anak dan keluarga setiap hari demi memenuhi sebuah perintah pekerjaan diluar kota itu ibadah?,
apakah saban waktu hanya untuk dihabiskan untuk bekerja di kantor, siang dan
malam hari itu ibadah? wah saya kira nggak deh.... (ini menurut saya loh...,
maap yah klo ada yg beda...). dunia mah perlu diambil tetapi tidak perlu untuk
dikejar-kejar sedemikian rupa…, Allah lah yang harus dikejar, jangan sampai
kita jauh dari Allah karena dunia sudah mengalahkan kita dari Allah.
Kalau saya
ditanya..., atau saya bertanya kepada teman-teman semua, seperti ini: ‘rizki
ditangan siapa ???’ mesti jawabannya sama semua dan serentak pula.... iya bener
jawabannya adalah ‘Allah’..., rizki itu ditangan Allah. (kita sudah sama-sama
sepakat bahwa rizki itu ditangan Allah dan datangnya dari Allah bukan yang
lain, bukan selain Allah)
Kalau memang
jawaban itu adalah jawaban yang benar-benar datangnya dari pengetahuan, iman
dan kejujuran, mestinya tidak ada yang berani nyolong, tidak ada yang berani
nipu, tidak ada yang berani tidak jujur. selain tidak berani, juga tidak merasa
perlu. kenapa?? kan... rizki datangnya dari Allah kenapa juga mesti
begitu-begitu amat nyari rizki...,??, kan tinggal mendekatkan diri kepada Allah
aja (kepada yang maha memiliki dan yang maha membagi-bagikan rizki) maka
terbukalah rizki itu, karena Allah sendiri yang nyuruh kita untuk meminta
kepada Allah tidak kepada yang lain (tidak kepada selain Allah).
Tetapi pada
kenyataannya?? saya tidak percaya bahwa rizki itu dari Allah. sehingga masih mencari
lewat jalan-jalan yang bukan jalan-Nya, dan masih mencari dengan cara-cara yang
bukan dengan cara-Nya.
Saya dan
sebagian yang menjawab bahwa rizki itu dari Allah, pun kurang meyakinkan bila
dilihat dari lidahnya. Ngakunya sih, iya. bahwa semua juga mengaku bahwa rizki
itu dari Allah...., pertanyaan selanjutnya, kalau memang tahu dan sadar rizki
itu dari Allah, kenapa lalu meninggalkan Allah?? melupakan Allah?? melalaikan Allah??,
atau minimal, mengapa tidak terlalu mengistimewakan Allah??? duh aneh....
padahal sudah saling sepakat bahwa Allah lah yang menguasai rizki dan yang
mengatur rizki dan yang membagi-bagikan rizki kepada seluruh makhluk (inget yah
seluruh makhluk)...
Contoh : ketika Allah
memanggil (adzan berkumandang), tanda yang Maha Memberi Rizki memanggil. apa
yang terjadi?? saya, kita, dan temen-temen semua seperti tidak mengenal rizki
yang saya, kita dan teman-teman semua makan datang nya dari Allah. cuek aja...,
tidak bergegas, tidak takut akan tidak dibagi rizki oleh Allah...., Allah manggil
(adzan) yah biasa saja (pikiran yang sangat konyol dalam diri saya ialah.... ‘ah
baru adzan ini, blm iqomat’.... yang lebih konyol lagi ‘ah... sholatkan bisa setiap
hari...., ini kerjaan lagi nanggung nih, besok-besok tidak bisa...’ subhanAllah...
Allah karim... otak saya memang tumpul, sudah puluhan ribu tahun tidak diasah
sehingga karatan 25 kilometer sepertinya....!!)
Beda sekali jika
yang memanggil itu boss saya..., begitu dipanggil.., detik itu juga meluncur
datang ke mejanya, keruangannya. takut sekali jika tidak memenuhi panggilannya,
takut begini..., takut begitu... (subhanAllah.... ancurr.... ancurr....!!!,
saya memang ancur...)
Saya yang sudah
janjian meeting dengan pimpinan, akan takut sekali tidak tepat waktu, apa lagi
sampai telat. masuk bareng dengan pimpinan saja, rasanya sungkan. kepala divisi
saya, kepala bagian saya, sebagian BOD saya, akan menyarankan kepada saya,
kalau bisa sudah hadir 15 menit sebelum rapat dimulai. supaya jangan kedahuluan
sama yang punya perusahaan, jangan sampai keduluan sama dirut.....
Bagaimana dengan
Allah?? katanya rizki itu dari Allah??? katanya yakin bahwa bisa bekerja dan
berusaha karena Allah. bahkan lebih jauh lagi, saya menyadari dan tahu bahwa
hidup ini pun sejatinya pemberian Allah. lengkap dengan segala apa yang menjadi
fasilitas hidup ini. tetapi sama Allah tidak ada pengistimewaannya.... (subhanAllah.....)
Sama Allah
sebenernya saya ini sudah janjian..., janjian apa?? janjian sholat minimal...
sebagai seorang hamba Allah, saya tahu betul akan jadwal sholat... itulah
jadwal janjian saya dengan Allah..., tetapi saya malah menghindar, bukan malah
harusnya tambah kangen.., setelah subuhan kangen waktu duha, setelah duha
kangen dengan waktu zuhur, setelah zuhur kangen dengan ashar, setelah ashar
kangen dengan waktu maghrib, setelah maghriban kangen dengan waktu isya,
setelah isya kangen dengan waktu tahajjud, setelah tahajjudan tidak pengen
melepas tahajjud kecuali menyertakan dengan witir, baca al-qur'an dan
beristighfar..... (subhanAllah.... Allah karim.....)
Saya rindu Allah,
sebab di waktu-waktu itulah kebersamaan saya dengan Allah..., bener sih setiap
saat Allah bersama saya... tapi kalau di waktu-waktu prime time saya tidak bisa
mengistimewakan Allah, apa iya saya bisa merasa bisa bersama Allah terus??
SUMBER TULISAN :
Tulisan ini diambil dari Buku Berjudul "Sedekah Membabi Buta Jilid1" Penulis Edi Sutisna, buku bisa didapat di Gramedia di seluruh Indonesia
BLOG:
santunan-rutin-1000-yatim.blogspot.com
yatim-jompo-duafa-cpa.blogspot.com
1bulan-mekkah-madinah.blogspot.com
belajar-menulis-membaca-alquran.blogspot.com
kata-motivasi-edisutisna.blogspot.com
Donasi Peduli Yatim Jompo Duafa :
Rek. Mandiri : 123-00-0493453-7 an. Edi Sutiasna
Rek. BCA: 6910-2424-72 an. Edi Sutiasna
Rek. BRI: 0942-01-001519-50-5 an. Edi Sutiasna
Konfirmasi : SMS ke No 0856-1250-882 (Ketik "Nama + alamat +
jumlah transfer + ketik DAKWAH 100% ALLAH)
Info :
Tlp/SMS : 0856-1250-882
WhatsApp : 0888-1450-670
BBM Pin:7568916D atau BBM Pin:595A4A68
Dokumentasi foto dan Video di website :
www.club-pecinta-alquran.com
www.gerakkan-sedekah-membabibuta.com
www.dokumentasi-cpa.com
www.youtube.com/user/EdiSutisnakerens/videos
www.dailymotion.com/edi-sutisna
Tidak ada komentar:
Posting Komentar