Kamis, 28 September 2017

Alasan Saya untuk Tidak Bersedekah

Alasan Saya untuk Tidak Bersedekah



Berikut ini adalah alasan-alasan saya untuk tidak mau bersedekah......, (tolong baca dulu sampai tuntas tulisannya sebelum berkomentar yah ^_^; tidak diperkenankan berkomentar kalau belum baca seluruh catatan ini.... “subhanAllah.....”)

SELAMAT MENIKMATI !!!

CERITA :
SubhanAllah....... Allah hu akbar......,
Suatu ketika saya berfikir....., untuk mengirit biaya pengeluaran sehari-hari, saya harus men-stok lebih banyak makanan-makanan kebutuhan saya sehari-hari..., (maksudnya saya membeli lebih banyak makanan kebutuhan yang sehari-hari yang saya makan secara rutin...., misalnya: mie instan..., atau lauk pauk dan lain-lainnya. Biasanya saya membelinya dengan sedikit-sedikit, ternyata jatohnya malah lebih mahal ketimbang membeli langsung banyak untuk kebutuhan satu minggu atau dua minggu kedepan...). Maksudnya gini...., (kan kalau kita beli mie instan langsung 1 dus jatuhnya lebih murah tuh ketimbang membelinya secara satuan (eceran), atau juga kalau kita beli beras langsung 1 karung maka harganya akan lebih murah sedikit ketimbang membelinya secara literan tetapi rutin... gitu !!), mudah-mudahan ngerti yah apa yang saya maksud disini…!!?

Ternyata asik juga yah berbelanja?, pantes saja kaum hawa betah banget berlama-lama dipasar, karena mereka menikmati benar berbelanja…. Milih barang, tinggal angkut, tinggal masukin keranjang, bayar dan beres...., (ini di supermarket ceritanya....)

Saya ambil mie instan satu dus (rencana buat stok 2 minggu atau satu bulan (mungkin).., saya melihat wafer yg kelihatannya enak...., langsung saya angkut...(pikir saya dalam hati.... wah enak nih buat ngemil sembari nonton film dirumah.., ah murah ini gak apa-apa lah sekali-kali, gak kerasa kok)..., ada sandal jepit....nih !! (wah kelihatannya sendal saya sudah jelek nih.., ganti ah..., dalam hati “lagi pengen ah... sekali-kali gak apa-apa deh”).... wah ada cemilan nih..., kelihatannya enak nih buat nonton tv dirumah....., (dan ternyata terus berlanjut sampai ke makanan-makanan lainnya..).

Ketika sampai di rumah...., saya bongkar belanjaan saya...., yang saya tidak sadar ternyata. “yaaa ampuuunnn.....” banyak bener nih belanjaannya sampai habis 500 ribu...., padahal niatnya kan pengen ngirit malah ngeluarin duit banyak dan beli makan-makanan dan barang-barang yang saya sebenarnya tidak memerlukannya....

Ketika enak-enaknya santai di rumah. Tiba-tiba ada peminta-minta (masih muda)....., saya tidak memberikan uang kepadanya dan saya berkata dalam hati (duh.. nih orang...., masih muda malah jadi tukang minta-minta, kerja dong mas, males amat.....!!!, gak malu apa umurmu masih muda??). Setelah puas ngedumel dalam hati...., terbesit di otak saya....., saya kumpulkan satu persatu alasan-alasan saya yang tidak mau bersedekah, yaitu antara lain


ALASAN SAYA UNTUK TIDAK BERSEDEKAH:
1.      Ketika ada ada peminta-minta masih muda saya berkata : “duh.. nih orang...., masih muda malah jadi tukang minta-minta. kerja dong.....!!!, gak malu apa??”.
2.      Ketika ada peminta-minta tua atau setengah baya : “pasti nih tukang minta-minta lebih kaya dari saya....!!, pasti nih tukang minta-minta rumahnya gede nih di kampungnya....!!, itu mah memang pekerjaan dia sehari-hari, meminta-minta dan uangnya dia kumpul-kumpulkan !! buat bikin rumah dan membeli mobil untuk ditaruh dikampungnya, huh enak banget…, tinggal menengadahkan tangan lalu dikasih duit…, saya aja seharian kerja panas-panasan, keringat mengucur, energi terkuras paling dapet berapa?? dasar perampok berkedok pengemis huh...!!”
3.      Ketika ada peminta-minta yang amat tua dan renta “duh nih kakek dan nenek-nenek…, kerjanya malah meminta-minta…, gimana sih nih anak-anak nya.., masa orang tuanya sendiri tidak dirawat… itu mah urusan anak-anak mereka yang tidak tahu berterima kasih kepada orang tua…, jadi anak durhaka nih anaknya…, (ini mah urusan anaknya bukan urusan saya)”
4.      Ketika ada peminta-minta seorang anak-anak kecil, saya ngedumel : “duh.... gimana sih nih orang tua nya...., anak segede gini udah diajarin mengemis..., bukannya diajarin sekolah....., gak kasihan apa sama anak nya nanti klo udah gede !!
5.      Ketika ada yayasan yatim piatu yang meminta bantuan dana kepada saya : “ya elah....., saya mah sudah tahu trik-trik kamu...., paling juga semuanya fiktif (alias gak bener dan tipu....), kalau pun ada surat-suratnya…, itumah bikinan dan direkayasa…, gampang bikin surat seperti itu mah…, itu mah duitnya buat makan mereka-mereka aja !!!, duit itu gak pernah masuk ke yayasan yang sebenarnya
6.      Ketika ada sumbangan untuk pembangunan masjid : “ya elah...., klo gak bisa ngebangun masjid mah jangan bangun dong...,. nyusahin orang aja..., dan itu juga memalukan saya sebagai umat muslim... masa bangun masjid minta sumbangan sih.... ampun deh.... (berarti meminta-minta untuk membangun rumah Allah)

dan lagi......, dan lagi......, alasan-alasan saya banyaaaakkkk baget (segudang) sampai akhirnya saya tidak mau bersedekah sepeserpun..., pengennya ngedumel dan ngedumel terus sampai monyong bibir ini........ (tapi heran, ada aja yah alasannya yang sepertinya masuk akal)

Bukan cuma saya yang mempunyai alasan untuk tidak bersedekah...., ternyata Allah dan Rasul-Nya pun punyai alasan, tetapi terbalik dengan alasan-alasan saya. Allah dan Rasul-Nya mempunyai alasan-alasan jutru menyuruh saya untuk rajin bersedekah.

(Alasan Allah dan Rasulullah untuk bersedekah)

ALASAN ALLAH :

1.      Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah SWT adalah serupa dengan SEBUTIR BENIH yang menumbuhkan 7 BULIR. Pada tiap bulir SERATUS BIJI. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki dan Allah maha luas (karunia-nya) lagi maha mengetahui. QS AL-Baqarah : 261
2.      Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan. (Alquran Surah Al Baqarah : Ayat 245
3.      Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.( Alquran > Surah Al Baqarah : Ayat 195)
4.      Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: “Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan.” Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya. (Alquran Surah Al Baqarah : Ayat 215)
5.      Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan. (Alquran : Surah Al Baqarah : Ayat 245)
6.      Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi persahabatan yang akrab dan tidak ada lagi syafaat. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang lalim. (Alquran : Surah Al Baqarah : Ayat 254)
7.      Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (Alquran : Surah Al Baqarah : Ayat 261)
8.      Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Alquran : Surah Al Baqarah : Ayat 262)
9.      Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun. (Alquran : Surah Al Baqarah : Ayat 263)
10.  Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena ria kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. (Alquran : Surah Al Baqarah : Ayat 264)
11.  Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat. (Alquran : Surah Al Baqarah : Ayat 265)
12.  Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (Alquran : Surah Al Baqarah : Ayat 267)
13.  Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.(Alquran : Surah Al Baqarah : Ayat 268)
14.  Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Alquran : Surah Al Baqarah : Ayat 271)
15.  Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufik) siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikit pun tidak akan dianiaya (dirugikan). (Alquran : Surah Al Baqarah : Ayat 272)
16.  (Berinfaklah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di muka bumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari minta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui. (Alquran : Surah Al Baqarah : Ayat 273)
17.  Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Alquran : Surah Al Baqarah : Ayat 274)
18.  Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa. (Alquran : Surah Al Baqarah : Ayat 276)
19.  Dan jika (orang berutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. (Alquran : Surah Al Baqarah : Ayat 280)
20.  Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak yatim dan orang miskin, maka berilah mereka dari harta itu (sekedarnya) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik. (Alquran : Surah An Nisaa' : Ayat 8)
21.  Apakah kemudaratannya bagi mereka, kalau mereka beriman kepada Allah dan hari kemudian dan menafkahkan sebahagian rezeki yang telah diberikan Allah kepada mereka? Dan adalah Allah Maha Mengetahui keadaan mereka. (Alquran : Surah An Nisaa' : Ayat 39)
22.  Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat makruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barang siapa yang berbuat demikian karena mencari keridaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar. (Alquran : Surah An Nisaa' : Ayat 114)

ALASAN RASULULLAH UNTUK BERSEDEKAH:
1.      Allah Tabaraka wata’ala berfirman (di dalam hadits Qudsi): “Hai anak Adam, infaklah (nafkahkanlah hartamu), niscaya Aku memberikan nafkah kepadamu.” (HR. Muslim)
2.      Ibn ‘Abaas berkata, “Rasulullah adalah orang yang paling banyak bersedekah dan baginda memperbanyakkan sedekah di bulan ramadhan iaitu bulan di mana Jibrael bertemu baginda setiap malam dari awal hingga akhir Ramadhan.” (alBukhari). Sabda Rasulullah SAW “Barangsiapa yang memberi makan (berbuka) untuk orang yang berpuasa ia akan mendapat pahala yang sama banyaknya dengan pahala puasa orang yang diberi makan itu, tanpa mengurangkan sedikitpun pahala orang itu. ”. Riwayat (at-Tirmidzi)
3.      Bersodaqoh pahalanya sepuluh, memberi hutang (tanpa bunga) pahalanya delapan belas, menghubungkan diri dengan kawan-kawan pahalanya dua puluh dan silaturrahmi (dengan keluarga) pahalanya dua puluh empat. (HR. Al Hakim)
4.      Yang dapat menolak takdir ialah doa dan yang dapat memperpanjang umur yakni kebajikan (amal bakti). (HR. Ath-Thahawi)
5.      Apabila anak Adam wafat putuslah amalnya kecuali tiga hal yaitu sodaqoh jariyah, pengajaran dan penyebaran ilmu yang dimanfaatkannya untuk orang lain, dan anak (baik laki-laki maupun perempuan) yang mendoakannya. (HR. Muslim)
6.      Allah Tabaraka wata’ala berfirman (di dalam hadits Qudsi): “Hai anak Adam, infaklah (nafkahkanlah hartamu), niscaya Aku memberikan nafkah kepadamu.” (HR. Muslim)
7.      Orang yang mengusahakan bantuan (pertolongan) bagi janda dan orang miskin ibarat berjihad di jalan Allah dan ibarat orang shalat malam. Ia tidak merasa lelah dan ia juga ibarat orang berpuasa yang tidak pernah berbuka. (HR. Bukhari)
8.      Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah Saw, “Sodaqoh yang bagaimana yang paling besar pahalanya?” Nabi Saw menjawab, “Saat kamu bersodaqoh hendaklah kamu sehat dan dalam kondisi pelit (mengekang) dan saat kamu takut melarat tetapi mengharap kaya. Jangan ditunda sehingga rohmu di tenggorokan baru kamu berkata untuk Fulan sekian dan untuk Fulan sekian.” (HR. Bukhari)
9.      Barangsiapa ingin doanya terkabul dan dibebaskan dari kesulitannya hendaklah dia mengatasi (menyelesaikan) kesulitan orang lain. (HR. Ahmad)
10.  Jauhkan dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan (sodaqoh) sebutir kurma. (Mutafaq’alaih)
11.  Turunkanlah (datangkanlah) rezekimu (dari Allah) dengan mengeluarkan sodaqoh. (HR. Al-Baihaqi) /menjemput rezeki
12.  Bentengilah hartamu dengan zakat, obati orang-orang sakit (dari kalanganmu) dengan bersodaqoh dan persiapkan doa untuk menghadapi datangnya bencana. (HR. Ath-Thabrani) /penolak bala/menyembuhkan penyakit
13.  Tiada seorang bersodaqoh dengan baik kecuali Allah memelihara kelangsungan warisannya. (HR. Ahmad)
14.  Naungan bagi seorang mukmin pada hari kiamat adalah sodaqohnya. (HR. Ahmad)
15.  Tiap muslim wajib bersodaqoh. Para sahabat bertanya, “Bagaimana kalau dia tidak memiliki sesuatu?” Nabi Saw menjawab, “Bekerja dengan ketrampilan tangannya untuk kemanfaatan bagi dirinya lalu bersodaqoh.” Mereka bertanya lagi. Bagaimana kalau dia tidak mampu?” Nabi menjawab: “Menolong orang yang membutuhkan yang sedang teraniaya” Mereka bertanya: “Bagaimana kalau dia tidak melakukannya?” Nabi menjawab: “Menyuruh berbuat ma’ruf.” Mereka bertanya: “Bagaimana kalau dia tidak melakukannya?” Nabi Saw menjawab, “Mencegah diri dari berbuat kejahatan itulah sodaqoh.” (HR. Bukhari dan Muslim)
16.  Apa yang kamu nafkahkan dengan tujuan keridhoan Allah akan diberi pahala walaupun hanya sesuap makanan ke mulut isterimu. (HR. Bukhari)
17.  Sodaqoh paling afdhol ialah yang diberikan kepada keluarga dekat yang bersikap memusuhi. (HR. Ath-Thabrani dan Abu Dawud)
18.  Satu dirham memacu dan mendahului seratus ribu dirham. Para sahabat bertanya, “Bagaimana itu?” Nabi Saw menjawab, “Seorang memiliki (hanya) dua dirham. Dia mengambil satu dirham dan bersodaqoh dengannya, dan seorang lagi memiliki harta-benda yang banyak, dia mengambil seratus ribu dirham untuk disodaqohkannya. (HR. An-Nasaa’i)
19.  Orang yang membatalkan pemberian (atau meminta kembali) sodaqohnya seperti anjing yang makan kembali muntahannya. (HR. Bukhari)
20.  Barangsiapa diberi Allah harta dan tidak menunaikan zakatnya kelak pada hari kiamat dia akan dibayang-bayangi dengan seekor ular bermata satu di tengah dan punya dua lidah yang melilitnya. Ular itu mencengkeram kedua rahangnya seraya berkata, “Aku hartamu, aku pusaka simpananmu.” Kemudian nabi Saw membaca firman Allah surat Ali Imran ayat 180: “Dan janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi.” (HR. Bukhari)
21.  Tiada suatu kaum menolak mengeluarkan zakat melainkan Allah menimpa mereka dengan paceklik (kemarau panjang dan kegagalan panen). (HR. Ath-Thabrani)
22.  Barangsiapa memperoleh keuntungan harta (maka) tidak wajib zakat sampai tibanya perputaran tahun bagi pemiliknya. (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

(SubhanAllah.... saya tersungkur lemas tak berdaya.... setelah dihantam dan ditikam secara bertubi tubi oleh komentar-komentar Allah dan Rasul-Nya...... (dalam hati..... Allah lu lawan.....!!!, rasain lu.....!!!)

Ternyata sedekah itu suatu keutamaan yang harus diutamakan dan ternyata sedekah itu sehungguhnya bukan untuk orang lain, yang ternyata sedekah itu untuk diri sendiri. (saya malu ketika membeli makanan-makanan dan barang-barang yang sesungguhnya tidak saya butuhkan, “saya tidak make mikir” sedangkan untuk bersedekah “saya mikir seribu kali dan berkomentar seribu alasan”. (duh bodoh banget saya ini), saya malu kepada Allah dan Rasulullah.....

“Ya Allah mohon maaf beribu-ribu maaf, karena kondisi saya yang sering lalai dan tidak mau mengambil hikmah-Mu ya Allah.....!”

Saya takut sekali kepada Allah jangan-jangan saya seperti orang kafir yang kata Allah “Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman” (subhanAllah..... komentar yg pedes dari Allah....., jangan dong ya Allah yah.....^_^)

Ayo deh temen-temen semua…, untuk sedekah mah triknya cuman satu yaitu : “sedekah jangan make mikir” okey!!, manfaatnya sudah pasti untuk diri kita sendiri.


SUMBER TULISAN :
Tulisan ini diambil dari Buku Berjudul "Sedekah Membabi Buta Jilid1" Penulis Edi Sutisna, buku bisa didapat di Gramedia di seluruh Indonesia

BLOG:
santunan-rutin-1000-yatim.blogspot.com
yatim-jompo-duafa-cpa.blogspot.com
1bulan-mekkah-madinah.blogspot.com
belajar-menulis-membaca-alquran.blogspot.com
kata-motivasi-edisutisna.blogspot.com

Donasi Peduli Yatim Jompo Duafa :

Rek. Mandiri : 123-00-0493453-7 an. Edi Sutiasna
Rek. BCA: 6910-2424-72 an. Edi Sutiasna
Rek. BRI: 0942-01-001519-50-5 an. Edi Sutiasna
Konfirmasi : SMS ke No 0856-1250-882 (Ketik "Nama + alamat +

jumlah transfer + ketik DAKWAH 100% ALLAH)

Info :
Tlp/SMS : 0856-1250-882
WhatsApp : 0888-1450-670
BBM Pin:7568916D atau BBM Pin:595A4A68

Dokumentasi foto dan Video di website :
www.club-pecinta-alquran.com
www.gerakkan-sedekah-membabibuta.com
www.dokumentasi-cpa.com
www.youtube.com/user/EdiSutisnakerens/videos
www.dailymotion.com/edi-sutisna










Created by. Edi Sutisna

Tidak ada komentar:

Posting Komentar